Transit

Akhir Tahun

“Aku lihat, artikel kamu ini mellow sekali. Ini blog atau tempat curhat? Terlalu banyak cerita sedihnya daripada senengnya”, the women said.

Artikel ini aku dedikasikan untuk penaku dalam satu tahun terakhir ini. Tidak banyak aku menulis dan berbagi kisah, tapi aku akan rangkum dalam satu artikel ini. 

“Hanya pohon berbuah manis saja yang akan dilempari dengan batu”
-RayiLegitasari 

“Semakin kamu besar awamu kudu belajar cuek
Lek gak cuek isok mbledos iku sirah”
-AngenIndra

“Aku udah like sama subscribe, ditunggu ya konten lainnya
Btw coba isi tutorial” sev kan lagi tren sekarang hehe”
-Ejak

“Selamat Sev! Semoga gak bosen terus memotivasi yang lain”
-AnantaNuri

“Selamat Sevita.. berprestasi ya”
-@ricky.shim

‘”Apa kabar mbak?
Semakin besar nih positive vibes nya(:
Aku suka baca blog nya mbak sevi
Ngena banget
Kasih tips and trik nya dong mbakk supaya bisa jadi orang yang selalu memberi positive vibes ke orang” sekitarnya?(:”
-NikenH

“Gimana caranya jadi orang bijak mbak dan tidak minder dalam menghadapi persoalan apapun?’
-@rizal_hb

“Assalamualaikum mbak mau tanya cara menghilangkan rasa malu dan gimana biar bisa percaya diri?”
-@tachi_onzu

“Mbak mau bertanya
Bagaimana agar percaya diri sedangkan kemampuan yang dimiliki terbatas?”
-@pak_suripto12

“Semoga cita”mu tercapai railah apa yang kamu inginkan dan tetaplah jadi anak yang sholekha,rendah hati dan jangan lupa selalu berbakti sama orang tua semoga kamu selalu dalam lindungan Allah Amin..”
-MamaNung

“Nul,, maaf yo mama indah, gak bisa antar kamu semalam,, Cuma mama do’a kan semoga kamu disana mendapat ilmu yang berkah, bermanfaat dan mendapat safaat,, jaga diri di negeri orang, semoga kamu bisa mengamalkan ilmu yang kamu dapat se pulang ke tanah air”.
-MamaIndah

“Karna Allah lah ma2 bisa mengantarkan kamu menuju kesuksesanmu tuk bekal masa depanmu”.
-Bunda


Well. Satu halaman sendiri untuk menuliskan support mereka buat aku. 
Untuk para pembaca yang akan berspekulasi bahwa hal ini beneran curhat banget dan nggak penting, aku hanya hanya ingin berkata pada kalian…

Kalian pernah ada dalam posisi terendah kalian? 
Kalian pasti pernah merasa bahwa tidak sedang percaya diri?
Dan kalian pasti pernah mendapatkan support dari orang-orang yang paling dekat dengan kalian untuk kembali bangkit, yakan?

Tetangga bilang, rumput Sevita hijau lebat liar seperti ilalang. Tapi tetangga lain bilang bahwa rumput Sevita hijau segar indah dengan bunga-bunga. 

Yang jelas, setiap cerita ada masa jatuh dan bangunnya. Ada proses yang tampak untuk dilihat ataupun tidak diperlihatkan. Ada sebuah sayatan dan pukulan, ada pula seni bodoh amat. Benar kata Budhe Naning, bahwa tidak seharusnya dunia tahu darah kita, air mata kita. Tuhan terlalu baik untuk menghibur kita setelah kesedihan datang. Sehingga tidak ada alasan untuk menyimpan rasa sakit itu sendirian saja.  

Yang mereka tahu adalah…
“enak ya… menjadi DIA”.
Tapi secara tidak langsung hati ini menjerit bangga atas pencapaian diri sendiri yang berhasil bangkit, tutup telinga dan menata ruang dengan cukup elok sehingga yang melihat ingin pula memilikinya.

Apresiasi itu diberikan wajib pertamakali terhadap diri sendiri. Sebelum mengapresiasi karya orang lain dan lupa caranya bersyukur. Namun pujian yang didapat dari support system juga sangat amat penting untuk kita yang sedang berada dibawah, karena…
“Biarkan aku menjadi Kubah emas dengan sedikit pilar beton yang kuat, daripada seribu paku besi setelah hujan dan panas”.

Artinya, tidak apa jika aku hidup hanya dengan sedikit orang tetapi tidak pernah palsu dalam memberikan dorongan dan semangat. Aku akan menjadi orang paling bahagia bersama mereka. Daripada seribu orang tetapi aku tidak pernah nyaman bersama mereka-pun mereka pula seperti itu.

Saat satu tahun kemarin, aku perah merasa… kenapa harus terjadi padaku?
Seolah dunia sedang memaki diriku, membenci keberadaanku, menolak hadirku dan ingin melenyapkanku. Lalu Tuhan berbisik…

“Akan selalu ada orang yang ingin menjadi kamu saat kamu tidak percaya diri menjadi dirimu sendiri”.
Hal ini wajar, lumrah, sebagai manusia.
Dan entah, kata-kata ini selalu berhasil menegakkan diri.

Semua jawaban atas gusarnya hati, terjawab sudah akhir tahun ini. 
Terima kasih untuk kalian para tangan Tuhan yang telah menggoreskan luka, membuat sayatan dan hampir pernah menggoyahkan mentalku. Tanpa kalian aku tidak pernah bisa belajar arti dari jatuh kemudian bangkit. Sakit kemudian senang. Percaya kemudian patah. Patah kemudian hati-hati. Memiliki kemudian kehilangan. Kehilangan kemudian bahagia, bahagia karna diri sendiri telah menemukan alasan bahagia tanpa orang lain. 

Tanpa ada kalian, mungkin aku tahun ini tidak akan sebegini dahsyatnya pencapaianku. Tanpa kalian mungkin aku tetap berada di zona nyaman bersama sikap manis kalian, cinta dan kasih kalian. 

Dear Akhir Tahun…
Memang benar terkadang seseorang perlu disayat lebih dulu dalam – dalam agar mengerti arti menyembuhkan. 
Kadang perlu sekali dipukul keras-keras agar tahu caranya membalas. 
Kadang perlu dicaci maki dengan kasar dan tak manusiawi agar punya alasan untuk bergerak membuktikan bahwa diri tidak serendah itu.

Untuk tugas yang tak kunjung usai.
Kadang perlu dipikulkan untuk menghargai sebuah waktu
Untuk bisa memilah mana prioritas dan senang-senang

Dan untuk yang setia, selalu ada
Terima kasih atas senyum dan waktunya bahkan hanya untuk mendengarkan isakan tangisku.
Kata kalian waktu itu berharga. Maka itu, kalian datang untuk mendengarkan isakanku kemudian menenangkanku, dan memberi tahu bahwa aku harus bangkit. Waktu sangat berharga untuk aku sekedar diam meratapinya. Waktu sangat berharga untuk sam-sama bangkit dan berkarya lagi.

Dan untuk Tuhan…
Kau kuatkan hamba dengan waktu yang tak pernah terbatas untuk mengadahkan tangan kapan saja saat aku rapuh.
Kau punya seribu cara membuatku bahgia dan tersenyum saat raga lelah berjalan, raga lelah tampak kuat menhan sayatan.
Kau punya seribu cara untuk membuatku kembali merasa berharga. 
Kau punya seribu cara untuk mendamaikan hatiku saat gelisah dan bergejolak.
Dan kau punya seribu acar untuk membuatku merasa bahwa Kau benar-benar sedang memperhatikanku.

Aku bahagia. Tahun ini aku bahagia.
Berkat Tuhan. 
Hanya karna aku memliki satu Tuhan.




Teman-teman…
Semoga tulisan ini bisa membantu kalian kembali bangkit dari rasa lelah. Atau dari yang senang, bahagia untuk sejenak tegun bersyukur, dan untuk yang merasa sendiri atau berkubu agar sekedar paham siapa diri kalian sebenarnya.

Akan ada banyaaak sekali manusia yang juga merasakan susah, payah, berjuang. Karna sejatimya, setiap jiwa adalah tokoh utama dalam hidup mereka. Jadi… tersenyumlah dan ucapkan kalimat terbaik untuk satu tahun terakhir ini.


Nb : 
Akhirnyaaaaaa…. Guys! Aku bisa mengutarakan semuaaa yang ingin aku tulis. Atau emang dasarnya aku suka nulis sih jadi aku rasa menulis menjadi terapiku yang sangat amat membantu. Awalnya sempat bingung untuk menceritakan satu persatu ceritaku tahun ini. Tapi berhubung sedang bertemu pada masa stuck, jadi bingung ingin mengutarakannya seperti apa. Akhirnyaaaa dan akhirnyaaa aku bisa luapkan semua dalam satu artikel. Semoga kalian suka, membantu, dan menjadi karya positif bagi para pembacaaa. Weeee!
Amin, amin ya robbalamin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menderita Leptospirosis?

Surga itu Dekat, Bahagia itu Sederhana

Faedah Quarantine Day.