Faedah Quarantine Day.

Hallo, Assalamualaikum.. 
Lama banget, asli kali ini lama banget udah nggak pernah nulis artikel lagi. Dan banyaaak banget cerita setahun ini yang sebenernya bagus untuk memoriamable, haha. Jadi biasanya aku nulis blog itu untuk mengingat kembali kejadian kejadian yang berkesan buat aku. Jadi nanti setelah 6 bulan atau satu tahun atau kapan gitu, aku lagi membaca artikel lama jadi kayak rimender untuk diri sendiri. Jadi inget lagi, oh iya dulu pernah nulis gini, pernah belajar gini, harusnya sekarang bisa lebih baik karna ini, begitu. 

Nah kali ini, alhamdhulilah aku diberi kesempatan kembali untuk menulis artikel. Seperti yang kita tahui, bahwa sekarang sedang diberlakukan social distancing secara global. Dan hari ini sudah berjalan minggu ke tiga, bisa dibilang lama sekali untuk aku bisa kembali menjadi manusia produktif. Asli dua minggu kemarin bener bener... eh tunggu. Ntar aja ceritanya, biar gak bocor. 

Jadi hari ini aku akan menulis artikel tentang 'Faedah Quarantine Day'. Aku akan sedikit mengulas tentang apa saja yang sudah aku lakuin dirumah, faedahnya apa dan bagaimana masyarakat, lingkungan sampai alam pun dalam menanggapinya. 

Sebenernya semua yang terjadi dalam kehidupan kita selalu akan ada positif dan negatifnya. Apapun itu. Semua punya nilai yang luas saat kita bisa memaknainya dari berbagai macam sudut pandang.  Salah satu yang bisa kita ambil contohnya adalah Wabah Corona Virus. Wabah ini tiba tiba menjelma sebagai monster pribumi yang sangat amat ganas. Sedangkan dari sifat virus itu sendiri salah satunya tidak bisa mati atau musnah, hahaha. Aku ingat betul pelajaran biologi waktu sma kelas 10 dan nama guru yang mengajarkan materi ini adalah Ibu Darta. Beliau orang Batak guys, gak penting juga sebenernya. Okeh back to the topik. 

Saking jelasnya penjelasan yang beliau sampaikan sampai sampai masih seger buat aku inget tentang materi tersebut. Temen temen kalo jadi guru begitu ya. Hehe, mungkin yang baca ada yang ingin jadi dosen atau guru disini. Okeh balik. Jadi begitu, makanya sebenernya dari tujuan si social distancing itu adalah untuk menekan jumlah penularan yang terjadi. Apalagi virus ini penyebarannya melalui droplet. Sehingga akan sangat mudah sekali untuk memungkinkan terjadinya penularan, termasuk penularan tak kasat mata. 

Ambil contoh yuk. HIV misal. Sama sama virusnya, sifatnya sama. Tapi penularanya dan letak sasaran virusnya berbeda. Aku mencoba untuk menggunakan bahasa yang mudah di pahami dari semua kalangan ya temen temen. HIV sendiri adalah virus yang menyerang auto imun manusia. Penyebarannya melalui cairan tubuh manusia, terutama darah. Artinya hal ini adalah sesuatu yang kasat mata. Untuk cairan tubuh sendiri selain darah masih ada pembahasan panjang mengenai mana mana saja, dan berapa presentase penularannya jika melalui seperti keringat, air mani, ludah, dan lain sebagainya. 

Sedangkan untuk COVID 19 sendiri berbeda. Penularannya seperti yang kita ketahui melalui droplet. Nah Droplet sendiri itu apa sih? Droplet adalah salah satu bentuk penyebaran penyakit. Sedangkan droplet sendiri biasanya terjadi pada penyakit di area pernafasan namun ditularkan melalui cairan cairan yang keluar dari saluran pernafasan, seperti ketika bersin dan mengeluarkan ingus. Atau lendir saat kita batuk. Nah cairan cairan tersebut dikatakan mengandung bakteri atau virus yang menyebabkan penderita mengidap suatu penyakit tertentu. 

Nah, untuk manusia sendiri terkadang kita lalai dalam menjaga kebersihan diri. Suka lupa cuci tangan, pegang ini itu sembarangan, berbicara dengan lawan bicara terlalu dekat, dan lain sebagainya, dimana memungkinkan sekali untuk terjadinya penularan. Sehingga lahirlah sebuah kebijakan untuk menekan jumlah penyebaran virus tersebut. Ada kebijakan untuk tidak lagi berjabat tangan, menjaga jarak minimal 1 meter, berjemur minimal 10 menit, social distancing, quarantine day, lockdown, cuci tangan 6 langkah, dan banyak lagi. 

Pada dasarnya, sejauh ini aku bersyukur sekali walaupun sudah mulai di sergap rasa bosan. Aku dan keluarga jadi punya lebih banyak family time dirumah. Kita jadi lebih kreatif untuk mengerjakan sesuatu by online, dan lebih rileks saat ingin sekedar menikmati suasana bumi dari balik jendela ato balkon mini dirumah. 

Mungkin sebagian orang masih ada yang harus bekerja, masih ada juga yang bekerja dirumah sampai tetap saja tidak merasakan artinya rileks. Dan lain sebagainya. Tapi kita ambil semua hikmahnya saja. Bersyukur dengan semua kondisi kita. 

Tahun ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Hari lahir tahun ini, yang bertepatan bulan maret ini justru alhamdhulilahnya aku melewati dengan keluarga dan hikmat dirumah. Tidak ada yang spesial sebenernya. Tapi punya kesan dalam untuk diri sendiri. Ada banyak waktu dirumah untuk membenahi apa apa yang kurang dari diri sendiri. 

Jujur aja nih, pada dasarnya aku tuh nggak bisa masak. Terus suka banget tidur, rebahan sambil nonton film kalo punya waktu kosong. Cumaaan aku tipe orang yang gak betah lama lama ngegabut. Jadi ada aja pasti yang pingin aku kerjain, apapun itu. Salah satunya juga menulis artikel seperti ini. 

Actuaclly, aku baru belajar masak di umur 20 tahun. Umur yang tua sebenernya untuk perempuan baru mulai belajar masak. Aku punya cerita sendiri tentang dunia masak memasak, sehingga personal factor ini lah yang menjadi alasannya. Hehe. But not problem, alhamdhulilahnya hadiah yang bisa aku berikan untuk diriku sendiri di usia 21 tahun adalah melawan ketakutanku dan akhirnya bisa masak. 

Nggak terlalu handal, but much better untuk pemula. Siapa lagi yang bisa menghargai kita kalo bukan dimulai dari diri sendiri, ya enggak? Senengnya lagi, setiap kali masak, makanan selalu ludes abis. Ini kali ya yang dirasain mama mama kita kalo sudah masak, dan ngelihat makanannya abis ato enggak. 

Selain masak, aku lebih aware sama lingkungan rumah. Biasanya berangkat pagi, pulang pagi. Jadi tau beresnya rumah doang. Selama dirumah, seperti biasa bersih bersih, dan ngerjain kerja kasaran dirumah. Sampek yang bener bener gabutnya kadang malah nyarik nyarik kegiatan apa lagi yang bakal bisa dilakuin haha. Bercanda, pencitraan. 

Oya ada satu hal juga yang aku rasain saat tepat banget hari ulang tahun aku. Sebenernya ya sama aja sih, cuman kan beda aja kalo hari itu punya cerita buat kita ya gak? Jadi kita bisa lebih inget lebih mudah. Jadi, di hari itu pagi nggak seperti pagi biasanya. Lebih mendung, lebih sepi, dan nggak tau kalian sadar atau engga, ngerasain juga ato engga, bahwa saat itu Surabaya punya kabut tipis. Udaranya seger banget. Nggak lama gerimis turun, dan ujan. Nggak lama sih, tapi rilexing banget. 

Saat itu nih, aku baru sadar bahwa mungkin bumi punya caranya sendiri untuk menghentikan isi perutnya agar berhenti membuatnya bekerja. Bumi kita juga butuh istirahat. Ngerasain suasana bumi Surabaya yang tenang tuh, akhirnya ngerasa kalo ternyata lapisan ozon kita sangat amat mungkin membaik. Social distancing yang dilakukan secara global, sangat amat mungkin membuat lapisan ozon kita membaik. Udara jadi lebih bersih, jalanan juga menjadi senggang, mungkin masih ramai tapi setidaknya ada-lab sedikit perubahan.

Cuman yang ironis adalah dimana saat bumi pelan pelan untuk tenang, justru penghuninya yang tidak tenang. Ketakutan disana sini. Memang si wabah ini banyak sekali membuat hampir di segala aspek kehidupan manusia jadi gonjang ganjing. Banyak aspek yang perlu diberikan edukasi baik dari segi kesehatan, ekonomi, psikis, social connection, religion, banyak deh. Sehingga rasanya hampir semua sektor seperti harus kita mulai lagi dari nol.

Pesan aku mengenai apa semua yang terjadi sekarang ini tentu mengharuskan kita untuk lebih bersyukur dengan semuanya. When you be a positif, world be do same much more. Bumi akan baik baik saja kawan, ekonomi kita juga akan baik baik saja, semua akan baik baik saja, saat kita bisa mengendalikan lebih dahulu pikiran kita.

Saat pikiran kita kacau, takut, cemas, susah buat kita berada di luar zona. Bakal susah untuk kembali objektif memikirkan sebuah penyelesaian. Dan saat dunia sedang seperti ini, sangat empuk sekali bagi beberapa pihak untuk disalahkan, atau dituntut atas jaminan kesejahteraan rakyat. Dari dulu ceritanya perut kenyang itu usaha. Kita gak bisa semata mata buta dengan menjadikan wabah ini alibi. Diluar bukan dimana rasa peri kemanusiaan ada.

Seharusnya akan lebih tenang kok, insya Allah. Jika kita, manusia punya sikap saling mengerti. Sadar. Sadar bahwa 'oh ini ada yang perlu bantuan ini, oh ini perlu edukasi, oh ini perlu makanan, oh ini perlu APD, oh ini aku punya kelebihan rejeki di bidang ini, dll.'

Kalau bisa di applicate kan di hidup kita, nggak bakal ada kok salah menyalahkan, tuntut menuntut, rame dan krisis dimana mana. Intinya seperti itu. Seneng deh, ngelihat beberapa negara yang udah punya rasa kemanusiaan seperti ini. Sembako di taruh di jalan, tapi yang ngambil juga tau diri kalo sekiranya dia orang butuh bakal ambil kalo bener bener masih bisa usaha sendiri, ya gak bakal di ambil.

Memurahkan harga handsanitizer, masker, APD untuk semua yang membutuhkan. Tapi belum sih ya di Indonesia. Bumi itu sebenernya cuman sedang ingin melihat kita rukun, ngelihat keindahan sisi lain kita, rasa saling belas kasih, saling memberi, saling membantu, gotong royong, satu gerakan. Ya gak sih?

Cuman memang butuh waktu untuk melihat itu terjadi. Jadi, itu aja sih opini aku dan cerita aku mengenai faedah social distancing kali ini. Sebenernya masih banyak, cuman aku kira sudah cukup panjang. Aku nulis dari jam 5 tadi sampek jam 7 malem, satu artikel ini. Serius. Dimana laptop aku sedikit rewel, jadi ngetiknya pakek hp.

Okeh lah kalau begitu, pesennya kali ini bersyukur aja. Dengan begitu kita jadi lebih tenang dan netral dalam memikirkan apa yang bisa dikerjakan saat social distancing seperti ini. Lebih tenang tentang menanggapi wabah penyakit ini, dan tentu lebih rileks juga dalam menikmati masa masa lockdown kita.

Well, semoga bermanfaat. Oya untuk temen temen yang sudah beli buku pertama aku, aku ucapkan terima kasih banyak. Alhamdhulilah sudah tersebar di berbagai kota :) YEEAY ! Dan sekarang karna ada lockdown, aku jadi punya harapan dan kesempatan untuk menyusun buku keduaaa, insya allah! Semoga temen temen yang sudah beli buku pertama bisa sukak, bisa ngebuat kita sama sama berbagi ilmu, berpikir, dan rileks.

Mohon do'anya semoga tahun ini, Vita lebih baik lagi menjadi manusia, haha. Menjadi perempuan yang lebih dewasa, lebih open minded, critical thinkingnya maen, hemat, sholehah, apalah semuanya biar bisa jadi calon idaman, ya gak? Haha.  Sekian dari aku, kurang dan lebihnya mohon di maafkan, Wassalamualaikum wr.wb. :)

Stay healthly, stay at home, be smart!
Oya, one more. Minta masukannya dong temen temen, kalian lebih suka baca artikel ini dengan disertai foto atau tidak? Atau ditambahkan apa nih, biar artikelnya lebih menarik. Terima kasih 😄

Komentar

  1. Nge fans banget sama kakak ini
    Pernah liat orangnya secara langsung, cantik banget orangnya, rajin lagi :)

    Dari aku pengagum rahasiamu

    BalasHapus
  2. Pakek gambar dong biar lebih enak bacanya

    BalasHapus
  3. sangat membantu informasinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menderita Leptospirosis?

Surga itu Dekat, Bahagia itu Sederhana